Aang Sunu

  • May 2024
    M T W T F S S
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Archive for the ‘jalan-jalan’ Category

Cara Melihat Wajah Baru Taman Mini Indonesia Indah

Posted by aangsunu on 29 November 2022

Taman Mini Indonesia Indah atau TMII sempat ditutup sejak Januari 2022 karena direnovasi, kini masyarakat dapat mengunjungi obyek wisata yang terletak di Jakarta Timur itu. Sejak akhir November 2022, PT Taman Wisata Candi (TWC) sebagai pengelola Taman Mini Indonesia Indah mulai membuka tempat wisata ini.

Masyarakat dapat menikmati kawasan TMII untuk liburan di akhir pekan atau selama liburan akhir tahun ini. Ada perbedaan bagi warga yang ingin berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah ini.

Di antaranya kendaraan yang dibawa oleh pengunjung harus menjadi perhatian. Pengelola Taman Mini Indonesia Indah hanya mengizinkan kendaraan yang bebas emisi atau kendaraan listrik diperkenankan masuk ke dalam area Taman Mini Indonesia Indah.
Sedangkan kendaraan yang mengeluarkan gas emisi, wajib parkir di kantong parkir di sekitar TMII. Pengunjung akan dibantu masuk memakai kendaraan shuttle dari kantong parkir ke area TMII.

Mengapa ada aturan itu? Pengelola TMII mengusung kawasan TMII setelah direnovasi dengan konsep kawasan wisata ramah lingkungan atau green tourism. Maka pengelola mensyaratkan bagi pengunjung yang ingin berkeliling ke Taman Mini Indonesia Indah menggunggakan mobil wisata listrik, skuter listrik, sepeda, atau berjalan kaki.

Untuk masuk ke Taman Mini Indonesia Indah, pengunjung membeli secara online dan memilih tanggal berkunjung melalui http://www.tamanmini.com. Pembayaran bisa memakai QRIS atau pun dengan dompet digital. Selama berada di area TMII pun, semua pembayaran dilayani dengan non tunai.

Harga tiket masuk ke TMII sebesar Rp 25.000 per orang. Sedang tiket masuk ke beberapa wahana seperti Museum Pusaka sebesar Rp 15.000 per orang, Museum Asmat Rp 15.000 per orang, Dunia Air Tawar dan Dunia Serangga Rp 35.000 per orang, Taman Burung Rp 30.000 per orang, dan Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia Rp 25.000.

Taman Mini Indonesia Indah yang berada di Jalan Raya Taman Mini, Jakarta Timur, memiliki jam operasional pada hari Senin sampai Jumat pukul 06.00 – 17.00 WIB dan pada Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional pukul 05.00 – 17.00 WIB.
Sedangkan jam operasional wahana serta museum pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB dan pada hari Sabtu, Minggu, dan libur nasional pukul 05.00 – 17.00 WIB.

Posted in jalan-jalan, ragam | Tagged: , , , , , | Leave a Comment »

Menikmati Fitur Mitsubishi Xpander dari Yogyakarta ke Kota Semarang

Posted by aangsunu on 17 March 2018

SEBELUM menuju lokasi rehat dan sarapan di kawasan Jalan Candi Sambisari, Yogyakarta, saya mengatur posisi bangku, menyetel ketinggian setir (tilt steering) serta mengeset maju mundur kemudi (telescopic) saat berada di parkiran Bandara Adisucipto Yogyakarta.
Tidak butuh waktu untuk mengatur semuanya itu. Setelah semua nyaman, perjalanan menggunakan Mitsubishi Xpander Ulitimate dilanjutkan ke kawasan Purwomartani yang tidak jauh dari Bandara Adisucipto untuk sarapan.
Setelah rehat dan sarapan soto batok Mbah Karto, varian ini meluncur bersama sembilan unit Xpander ke kawasan Cangkringan, di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta. Dari Purwomartani ke Cangkringan berjarak lebih kurang 21 kilometer.
Perjalanan yang melewati kawasan Ngemplak dengan kontur jalan relatif mulus dan dari kejauhan terlihat puncak Gunung Merapi membuat perjalanan tidak membosankan.
Udara pun segar dengan cuaca pada Kamis (8/3/2018) pagi yang cerah.
Selama perjalanan menuju ke Cangkringan, memang tidak bisa melaju kencang karena kondisi lalu lintas dan jalan tidak memungkinkan hal itu.
Lampu indikator eco kerap menyala yang menandakan pemakaian BBM varian ini sangat ekonomis.
Mendekati Jalan Raya Kaliurang, kontur jalan berubah.
Lebih lebar dan didominasi menanjak. Xpander dengan transmisi matik empat percepatan ini bisa diajak untuk melakukan manuver dengan lincah.
Mesin dengan kapasitas 1.500 cc cukup mudah untuk menyalip. Namun untuk mendapatkan akselerasi, harus sedikit melakukan kickdown (pedal gas diinjak cepat).
Tetapi itu tidak butuh waktu lama, putaran mesin kembali turun ketika mobil sudah “lari.”
Irwan Kuncoro, Direktor of Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), mengatakan, mesin dengan 16 katup ini dilengkapi dengan Mitsubishi innovative valve timing electronic control (MIVEC).
“Ini bisa menghasilkan output berdaya tinggi, namun rendah konsumsi BBM, dan emisi gas buang pun ikut rendah,” kata Irwan yang ikut mendampingi Xpander Media Touring ini.
Varian terbaru dari Mitsubishi ini memiliki power 105 tenaga kuda dengan jumlah katup sebanyak 16.
Tipe Ultimate sudah dilengkapi dengan keyless operating system (KOS).
Untuk membuka dan mengunci tanpa harus menekan remote. Cukup menyentuh panel di handel pintu.
Di tipe ini, untuk menyalakan dan mematikan mesin sudah terpasang push button start engine.
Termasuk fitur active stability control, agar kendaraan tetap mudah dikendalikan.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 30 menit, rombongan istirahat dan menikmati alam kawasan kaki Gunung Merapi lebih kurang tiga jam.
Meski bukan hari libur, tempat ini tetap ramai dikunjungi wisatawan.
Lebih kurang tiga jam berada di kawasan itu, kaki gunung ini diguyur hujan.
Touring Xpander dilanjutkan menuju ke Dusun Kretek, Borobudur Magelang.
Perjalanan ini menempuh jarak lebih kurang 42 kilometer.
Jalanan yang dilalui mendatar dan di beberapa titik jalan mulai dari Jalan Magelang, Yogyakarta, hingga memasuki Kota Muntilan-Magelang, bergelombang.
Dari Cangkringan hingga Jalan Magelang, perjalanan ditemani oleh siraman air hujan.
Setelah masuk ke Jalan Magelang hingga ke Dusun Kretek cuaca bervariasi mendung dan gerimis.
Selama melintas di jalan dapat melaju dengan kecepatan rata-rata dalam kota. Ketika mengemudi dengan konstan, indikator Eco tetap muncul.
Ditambah informasi jarak tempuh hingga konsumsi BBM muncul di layar multi information color LED display yang mudah terbaca.
Slot USB dengan soket listrik 12 volt tersedia di varian ini sehingga memungkinkan untuk mengisi baterei gawai selama perjalanan.
Untuk berkomunikasi dengan telepon pintar bisa handsfree dengan koneksi bluetooth.
Cukup menekan tanda menjawab dan mematikan serta mengatur volume melalui kemudi.
Saat tiba di kawasan Dusun Kretek, gawai serta telepon pintar sudah terisi cukup maksimal. Di tempat ini, rombongan touring Xpander untuk istirahat lebih kurang 1,5 jam.
Setelah istirahat, perjalanan dilanjutkan ke Kalipucang yang masih masuk kawasan Magelang. Di sini untuk mampir sejenak untuk menikmati kopi dan aneka camilan.
Cuaca cukup sejuk apalagi kawasan Magelang terus diguyur hujan dan gerimis sejak menjelang sore hari.
Perjalanan dilanjutkan ke Kota Semarang melalui jalan alternatif Ambarawa yang tidak jauh dari Danau Rawa Pening untuk menuju ke jalan tol Bawen.
Menjelang malam, laju kendaraan bisa lebih cepat. Apalagi kondisi jalan relatif mulus. Masuk di tol pun demikian.
Meski dipacu rata-rata 100 km/jam saat di jalan tol, di dalam kabin tidak terlalu bising.
Kabin tidak bising karena panoramic windshield terbuat dari kaca tebal kedap suara dan dilapisi penyerap bunyi.
Penyejuk kabin pun memiliki delapan mode pangaturan di baris terdepan, dan empat mode pengaturan di baris tengah.
Setelah istirahat semalam di Kota Semarang, touring ini kembali ke kawasan Ambarawa melalui tol Bawen.
Perjalanan kali ini menuju ke Kebondowo, Banyubiru, untuk melihat Danau Rawa Pening. Danau yang sebagian berwarna “hijau” karena muncul enceng gondok.
Hampir setengah hari di sana, kembali ke Kota Semarang untuk beristirahat kembali.
Selama perjalanan dari Yogyakarta, Magelang, Ambarawa, Semarang, rekan touring selama di kendaraan tetap melakukan aktivitas.
Ada yang mengambil foto hingga mengedit pekerjaan melalui komputer jinjing. Tentu ada yang juga tidur.
“Suspensi lumayan empuk. Meskipun duduk di bangku kedua,” ujar rekan satu mobil. (ang)

Posted in jalan-jalan, otomotif, Uncategorized | Tagged: , , , , , | Leave a Comment »

Hot Pot Koeno Koeni di Cipete Raya

Posted by aangsunu on 15 February 2016

Setelah perjalanan tersendat di Jalan Pangeran Antasari, saya pun tiba di Jalan Cipete Raya, Selasa (2/2). Saat itu cuaca di kawasan Cipete agak berawan meski sinar matahari masih bisa menembus awan.

Melintas di jalan itu agak melambat karena mencari sebuah restoran yang kala itu belum terpasang papan nama. “Depan Klinik Cipete.” Begitu pesan singkat yang dikirim ke saya.
Setelah melihat sebuah bangunan dan area parkir yang cukup luas, saya pun masuk ke area parkir itu. Ya, itu sebuah restoran baru di Jalan Cipete Raya.
Saat kali pertama datang, memang di bagian depan bangunan belum terpasang papan nama restoran. Tapi nama restoran itu ada di bagian dalam restoran. Namanya Koeno Koeni.
Restoran yang dikelola oleh Albert Susilo dan Mega Winarta itu membuat konsep menu Hot Pot. Atau banyak dikenal orang shabu shabu.
Albert mengatakan, restoran ini merupakan bagian dari restoran yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Cuman yang membedakan kalau di Semarang terdapat galeri barang antik.
“Di sini tidak ada barang antik. Itu yang membedakan. Karena luas area juga lebih luas di sana sehingga memungkinkan membuat dengan konsep galeri, ” kata Albert.
Adanya galeri itu maka namanya dibuat Koeno Koeni, yang dibaca konu kuni. “Orangtua kami senang dengan barang antik,” kata Albert yang sebelumnya  mengelola coffee shop di tempat ini sebelum diubah menjadi restoran Hot Pot itu.
Tiga rasa kuah
Begitu masuk ke dalam restoran itu, Anda bisa memilih meja dan kursi sesuai dengan jumlah orang. Bisa untuk dua orang, tiga orang, hingga 10 orang. Jika sampai 10 orang, beberapa meja dijadikan satu.
Di setiap meja tersedia satu kompor dan panci untuk merebus aneka menu shabu. Di dalam pot atau panci itu bisa dibagi dua atau hanya satu. Jika dibagi dua, kuah untuk merebus bisa terbagi menjadi dua rasa. Kuah atau kaldu yang ditawarkan ada empat jenis, yakni tomyam, yakiniku, beef, dan chicken.
Menu yang tersedia adalah dalam bentuk paket yang disesuaikan jumlah orang, yaitu menu paket berdua dengan harga Rp 199.000 dan paket berempat Rp 399.000.
Di dalam paket itu terdapat di antaranya bakso ikan, bakso sapi, stik kepiting, tofu, cumi, daging sapi, daging ayam, dan aneka sayuran.
“Kami tawarkan yang berbeda. Tidak dalam model all can you eat, ” kata Mega Winarta.
Untuk menambah bumbu atau sauce, pengunjung bisa meracik sendiri. Untuk bumbu-bumbu itu, Koeno Koeni sudah menyiapkan aneka bumbu dasar, pengunjung bisa mengolah sendiri.
“Ini yang tidak ada di tempat lain. Pengunjung bisa membuat sesuai selera sendiri. Mau bikin sangat pedas pun silakan,” kata Mega.
Tempat kumpul
Di tempat ini tidak hanya siap untuk makan siang atau makan malam saja. Restoran yang buka dari pukul 11.00 hingga pukul 23.00 itu bisa dipakai untuk acara kumpul-kumpul. Misalnya arisan, rapat kecil, dan gathering.
Albert mengatakan, untuk acara kumpul-kumpul bisa memakai tempat yang berada di lantai dua. Di lantai ini ada tiga ruang yang bisa dipakai untuk rapat kecil atau menjamu klien. Jika membutuhkan tempat yang lebih banyak bisa memakai semua di lantai dua. Kapasitas di lantai bisa mencapai 100 orang.
“Kami siapkan seperti di lantai satu. Tetapi jika ada permintaan model prasmanan, kami juga siapkan. Semua tergantung dari permintaan konsumen,” kata Albert. (ang)

Posted in jalan-jalan, kuliner, Uncategorized | Tagged: | Leave a Comment »

Berobat ke Sunway, Kuala Lumpur, Malaysia (3-Habis) Biaya Bayi Tabung Hanya Rp 93 Jutaan

Posted by aangsunu on 22 February 2015

Saat ini, Malaysia dan Singapura menjadi pilihan warga Indonesia untuk berobat, baik melakukan pemeriksaan dan perawatan.
Di Malaysia sendiri ada pilihan di kawasan Penang, Selangor, Kuala Lumpur. Memang biaya rumah sakit di Penang masih lebih murah dibandingkan dengan di Kuala Lumpur.
Simon Chiok, Senior Manager Business Development (International) Sunway Medical Center, mengatakan, biaya di Penang sedikit di bawah Malaysia karena standar hidup di Penang berbeda.
“Biaya hidup di Penang lebih murah dibandingkan di Kuala Lumpur dan sekitarnya. Tetapi di sini (Selangor) ada kelebihan lain dibandingkan di Penang,” kata Simon saat berbincang dengan Warta Kota di Selangor, Malaysia, beberapa waktu lalu.
Tetapi, kata Simon, penerbangan dari Indonesia ke Penang dan Kuala Lumpur masih banyak jadwal menuju ke Kuala Lumpur. Memang penerbangan langsung ke Penang juga ada namun frekuensinya tidak sebanyak ke Kuala Lumpur.
Misalnya, dari Jakarta menuju ke Penang dalam satu hari frekuensi tidak sebanyak dari Jakarta ke Kuala Lumpur. Kecuali dari Medan ke Penang.
Jika harus transit melalui Kuala Lumpur, masih melanjutkan perjalanan ke Penang lebih kurang enam jam bahkan bisa lebih melalui jalan darat.
Bila menggunakan jasa penerbangan butuh waktu lebih kurang mendekati satu jam perjalanan. Waktu tempuh itu belum dihitung waktu ketika menunggu untuk melanjutkan penerbangan di Bandara Kuala Lumpur yang bisa satu jam lebih.
“Biaya yang tidak terlihat adalah waktu. Maka, kami tawarkan di sini agar lebih mudah. Kami jemput pasien dari bandara ke rumah sakit,” kata Simon.
Selain itu, kata Simon, pihaknya juga bisa membantu mencari akomodasi dan pelayanan tiket jika mendadak harus memperpanjang jadwal tinggal karena waktu perawatan ditambah.
Choo Voon Chee, Direktur Eksekutif Sunway Medical Center, mengatakan, rumah sakit akan menambah fasilitas lagi hingga tahun 2017. Nantinya jumlah tempat tidur menjadi 600 tempat tidur.
Tiga unggulan
Soal medis, di rumah sakit ini ada tiga unggulan spesialis, yakni pusat fertilitas (kesuburan), urologi, dan bedah syaraf.
Untuk fertilitas, di rumah sakit ini terdapat layanan In Vitro Fertilization (IVF). IVF adalah menyatukan sperma dan sel telur dalam tabung yang kemudian diletakkan kembali ke rahim untuk berkembang. Atau lebih dikenal dengan sebutan bayi tabung.
Paket untuk IVF ini mulai dari Rp 72 jutaan hingga Rp 93 jutaan. Biaya sebesar itu sudah termasuk akomodasi menginap di hotel yang menjadi satu bagian dari rumah sakit ini.
Menurut keterangan yang diperoleh Warta Kota biaya itu masih di bawah biaya bayi tabung di beberapa rumah sakit di Jakarta. Biaya di beberapa rumah sakit di Jakarta bisa mencapai Rp 120 jutaan.
Selain itu, kata Choo, rumah sakit ini menjadi pusat keunggulan untuk pusat mata, dan pusat kemampuan bicara dan pendengaran. (ang)

Posted in bebas aja, jalan-jalan, ragam | Tagged: , , , , , , , , , , , , , | 2 Comments »

Berobat ke Sunway, Kuala Lumpur, Malaysia (2): Ada Penerjemah Bagi Pasien Asal Indonesia

Posted by aangsunu on 20 February 2015

Masuk ke rumah sakit Sunway Medical Center di Bandar Sunway Selangor, Malaysia, ada perbedaan.
Ketika turun dari kendaraan di lobi rumah sakit, terkesan bukan sebuah rumah sakit. Troli pembawa koper tersedia di lobi.
Begitu masuk ke dalam lobi, di sisi kanan terdapat kafe. Ketika melangkah masuk ke bagian ruang rawat jalan, ada minimarket di lorong lantai dasar.
Pada bagian teras terdapat beberapa bangku untuk duduk-duduk. Bangku itu bisa dimanfaat untuk menunggu jemputan atau taksi.
Sedangkan di sebelah kiri dari bagian lobi merupakan tempat pendaftaran pasien yang akan rawat inap. Sementara bagian ruang gawat darurat ada di sayap kiri dari bangunan rumah sakit.
Di setiap lantai bangunan rumah sakit yang terdiri dari lima lantai terdapat layanan rawat jalan. Setiap dokter spesialis dan umum, serta rehabillitas rawat jalan memiliki ruang berbeda-beda.
Meski ruang praktik berbeda-beda, pendaftaran pasien berada di masing-masing rawat jalan. Termasuk pembayaran serta pengambilan obat bagi pasien.
Pasien tidak perlu berpindah tempat atau berganti lantai untuk mendaftar, membayar, dan mengambil obat. Meski demikian, rumah sakit itu tetap mempunyai apotek utama di lantai dasar.
Para dokter pun selalu berada di rumah sakit ketika pasien sudah ada di sana. Pasien tidak perlu menunggu lama kedatangan dokter yang praktik di rumah sakit itu.
Penerjemah
Rumah sakit yang memiliki 359 tempat tidur, 130 ruang konsultasi, dan 190 dokter spesialis juga melayani pasien dari luar Malaysia, seperti pasien dari Indonesia.
“5 persen-10 persen rumah sakit ini berasal dari Indonesia. Kami menyiapkan penerjemah untuk membantu pasien dari Indonesia. Penerjemah kami juga berasal dari Indonesia,” kata Simon Chiok, Senior Manager Business Development (International) Sunway Medical Center, kepada Warta Kota.
Kemampuan mereka, kata Simon, setara dengan perawat. Mereka tidak sekadar menerjemahkan saja, tetapi bisa menjelaskan semua kebutuhan pasien ketika akan melakukan perawatan atau pemeriksaan di rumah sakit ini.
Bahkan, kata Nugraha Bio, Manager Pusat Layanan Informasi Rumah Sakit Sunyway, rumah sakit ini juga memiliki perwakilan di Indonesia. Termasuk di Jakarta.
“Sebelum ke sini, bisa bertanya ke kantor kami di Jakarta. Semua bisa dijelaskan secara detail soal pelayanan dan dokter yang akan pasien pilih. Termasuk saran akomodasi di sana,” kata Bio.
Bio mengatakan, pasien yang akan berobat di rumah sakit ini tidak perlu khawatir ketika berangkat ke Malaysia. Pasien akan dijemput oleh pihak rumah sakit dan diantar ke rumah sakit.
Pasien tidak perlu menunggu lama di bandara untuk diantar ke rumah sakit. Bio mengatakan, misalnya ada dua pasien yang akan datang dengan penerbangan berbeda, siapa yang datang dulu langsung diantar ke rumah sakit.
“Meski selisih waktu lima menit, kami antar terlebih dahulu yang sudah sampai,” kata Bio. (ang)

Posted in jalan-jalan, ragam, Uncategorized | Tagged: , , , , , , , , | Leave a Comment »

Berobat ke Sunway, Kuala Lumpur, Malaysia (1): Biaya Dokter dan Obat Tidak Berbeda

Posted by aangsunu on 20 February 2015

NAYA kecewa dengan tindakan medis yang diberikan kepada neneknya saat berobat di salah satu rumah sakit di Indonesia.
Nenek menderita tumor di bagian kepala sehingga menekan bagian otak bagian belakang. Ketika dibawa ke rumah sakit, dokter hanya memberikan tindakan agar cairan di kepalanya keluar. Sementara tumor tidak diangkat.
Tanpa ada rasa empati, dokter yang menangani hanya memberikan alasan usia sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan. Meski cairan dapat dikeluarkan, neneknya tidak bisa beraktivitas.
“Saya putuskan membawa ke dokter lain untuk mendapatkan second opinion. Setelah mencari informasi, saya coba bawa ke sini (Sunway Medical Center),” kata Naya kepada wartawan di Rumah Sakit Sunway Medical Center, Bandar Sunway, Selangor, Malaysia, beberapa waktu lalu.
Setelah observasi, dokter memutuskan untuk mengangkat tumor tersebut. Naya mengatakan, dokter di sini juga mempertanyakan kenapa penyebab sakit tidak diangkat.
“Dalam waktu tujuh hari setelah operasi, nenek saya sudah dapat beraktivitas. Sebelumnya hanya bisa tidur dan duduk saja,” kata Naya.
Rumah sakit di Malaysia, baik di Kuala Lumpur, Selangor, dan Penang menjadi pilihan warga Indonesia untuk berobat dan memeriksa kesehatan atau general check up.
Naya mengatakan, biaya operasi yang di Malaysia sama dengan biaya operasi yang di Indonesia. Untuk biaya bedah dan perawatan menghabiskan biaya lebih kurang 60.000 ringgit atau setara Rp 210 jutaan.
Sedangkan Mira, asal Surabaya, yang sudah lama menetap di Malaysia, mengatakan, tindakan medis di rumah sakit Malaysia berbeda dengan rumah sakit di Indonesia.
Mira mengatakan, ketika membawa ayahnya untuk menjalani pemeriksaan dan tindakan medis, ia dan keluarga ingin memakai kamar VIP agar semua keluarga bisa menunggu bersama.
Ketika pengajuan rawat inap itu disampaikan ke dokter yang menangani ayahnya menyarankan agar tidak memakai kamar VIP. Tetapi mengarahkan memakai kamar kelas IV. Agar lebih mudah diawasi oleh perawat.
“Dokternya mengatakan biaya dokter dan obat sama saja. Baik dirawat di VIP maupun di kelas IV. Yang membedakan biaya kamar saja. Ini sangat berbeda kalau di Indonesia,” kata Mira.
          Diatur pemerintah
Dokter P Kannappan, Spesialis Obstetrician, Gynaecologist, dan Fertility, mengatakan, pemerintah Malaysia  mengatur dan mengawasi biaya dokter yang praktik di Malaysia dengan membuat batasan maksimal.
Kannappan menyebutkan batasan maksimal biaya dokter adalah 250 ringgit atau setara Rp 890.000-an.
“Itu batas tertinggi. Sedangkan terendah diserahkan masing-masing dokter. Yang terpenting batas maksimal sudah ada dalam peraturan dan tidak boleh dilanggar,” kata Kannappan. (ang)

Posted in jalan-jalan, ragam, Uncategorized | Tagged: , , , , , , , , , , | 2 Comments »

Emirates Mendarat di Mall Dubai

Posted by aangsunu on 28 April 2014

Pengunjung Dubai Mall sudah terhubung dengan dunia penerbangan berkat Emirates. Pada 14 April, Chairman and Chief Executive Emirates Airline & Group, Sheikh Ahmed bin Saeed Al-Maktoum, meresmikan peluncuran Emirates Official Store dan Emirates A380 Experience, simulator pesawat A380 pertama di Timur Tengah yang berlokasi di pusat perbelanjaan di Dubai.
Terletak di The Village di Dubai Mall, Emirates A380 Experience memperkenalkan pesawat kepada pengunjung yang memungkinkan pengunjung merasakan sensasi ketika tinggal landas dan mendarat dari 12 bandara tersibuk di seluruh dunia dengan perbedaan kondisi dan cuacanya masing-masing.
Pengunjung juga memperoleh skor dari kemampuan mereka menjalankan navigasi pesawat sehingga mereka tertarik untuk berkompetisi dengan keluarga dan teman.
Ini merupakan proyek kedua Emirates, setelah sebelumnya meluncurkan Emirates Aviation Experience di London tahun lalu dan memperoleh respon yang positif dari khalayak ramai.
“Emirates adalah operator penerbangan dengan jumlah pesawat A380 sebanyak 47 unit. Saat ini tengah menjadi pesawat penerbangan terpopuler bagi pelanggan kami. Dengan bangga kami menghadirkan kepada para penggemar industri penerbangan sebuah perspektif unik yang berbeda melalui simulator Emirates A380 Experience. Seperti yang sudah kita lihat di Inggris, kami percaya bahwa Emirates A380 Experience akan menjadi kegiatan populer bagi para pengunjung mal, dan juga tim perencanaan aktivitas dari perusahaaan,” kata Sheikh Ahmed.

Posted in jalan-jalan, market, Uncategorized | Tagged: , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Ngecek Panjang Ikan Arapaima Tiap Dua Bulan Sekali di TMII

Posted by aangsunu on 24 April 2014

Agak surprise juga ketika mengetahui usia Taman Mini Indonesia Indah sudah menginjak 39 tahun. Dua tahun lebih muda dari usia saya.

Saya jadi ingat, menjelang akhir 1970-an dan awal 1980-an, ketika Taman Mini masih di usia muda, saya, adik dan bapak-ibu mengunjunginya untuk pertama kali. Bukan hanya saya sekeluarga, ada juga sepupu-sepupu saya, yang usianya sebaya, pakde, bude dan bahkan eyang putri saya.

Yang ada dalam ingatan saya, ketika itu kami mengunjungi Taman Kaktus. Orangtua saya memang penggemar tanaman. Sementara mereka asyik menginventaris kaktus, saya dan sepupu-sepupu asyik main kejar-kejaran. Tempat main kami berpindah, dari rumah ke Taman Mini. Tentu saja mengasyikkan. Sementara eyang putri saya sibuk memerhatikan cucu-cucunya yang berlarian kemana-mana.

Seingat saya, di masa kecil, saya dan adik sempat mengunjungi Taman Mini beberapa kali. Bahkan sempat pula mengunjungi Taman Mini saat acara study tour dari sekolah.

Kegiatan mengunjungi Taman Mini sempat terhenti ketika saya mulai menginjak masa remaja. Seperti anak baru gede lainnya, saya lebih tertarik main di mall, nonton, makan, nginap di rumah teman atau diinapi teman-teman. Taman Mini dan taman-taman hiburan lain di Jakarta terlupakan.

Awal tahun 2000-an saya menikah dan pada 2003, saya punya anak. Ketika anak saya menginjak usia 3 tahun, saat dia sudah mulai berjalan dan bicara dengan lancar, saya mulai mendata taman-taman hiburan anak di Jakarta. Tentu saja, Taman Mini masuk dalam daftar.

Maka, di suatu hari libur, saya pun mengajaknya ke sana. Tepatnya ke anjungan yang di halamannya terparkir pesawat Garuda. Saya mengajaknya ke lokasi itu, karena di usianya yang ke-3, anak saya sangat tergila-gila dengan pesawat. Dia duduk di ruang kokpit dan saya mengabadikannya. Foto itu masih saya simpan di album keluarga.

Saya juga mengajaknya ke taman-taman hiburan lain di Jakarta, pastinya. Sebuah tanggung jawab buat saya sebagai orangtua, memperkenalkan sebanyak mungkin hal-hal yang patut diketahui anak seusianya.

Semakin besar, semakin lancar bicaranya, semakin anak saya tahu keinginannya ingin kemana. Taman Mini selalu disebutnya, setiap kali saya tanya, “Akan kemana kita hari ini?”

Uniknya…hingga usianya 10 tahun, yaitu saat ini, Taman Mini merupakan lokasi yang selalu ditujunya. Dia tergila-gila dengan ular dan ikan, makanya Taman Reptilia dan Taman Dunia Air Tawar selalu ada dalam daftar kunjungan kami setiap ke Taman Mini. Dan kami ke Taman Mini hampir setiap 2 bulan sekali!

Jujur saja, saya sering bertanya-tanya, “Apa kamu tidak bosan?”

“Nggak. Aku mau pegang ular lagi,” begitu katanya.

Atau, “Aku pengen liat, apa ada ikan baru.”

Saya dan istri tak punya pilihan lain, kecuali memuaskan keinginan anak saya ini. Biar tidak bosan, kami biasanya akan mengunjungi anjungan yang lain, seperti naik balon udara, bersepeda keliling Taman Mini, naik kereta gantung, atau sekadar duduk-duduk di rumput dan makan popcorn.

Kegiatan rutinnya bila di Taman Reptilia adalah memangku sanca yang besar itu di pangkuannya. Atau mengelus-elus kepalanya. Dan jika ke Taman Dunia Air Tawar, maka yang akan diceknya pertama kali adalah ikan Arapaima, yang kolamnya terletak di sekitar pintu masuk. Ia selalu ingin tahu, sudah seberapa panjang ukuran tubuh ikan itu saat ini.

Memang sih, ada taman hiburan lain yang menyajikan aneka akuarium ikan air laut dan ada juga Kebun Binatang Ragunan, yang menyajikan reptil lengkap, tapi entah mengapa, Taman Mini jadi lokasi wajib yang selalu dikunjungi. Bila beberapa bulan absen, rasa kangen anak saya selalu muncul. Pokoknya agenda pertama saat sudah di lokasi adalah Taman Reptilia dan Taman Dunia Air Tawar. Selanjutnya, anjungan pilihan saya atau istri saya…

Jika dibandingkan dengan tahun 1970-an, masa di mana saya dulu senang-senangnya di Taman Mini, tentu sekarang beda betul. Bukan cuma sekadar tempat hiburan, Taman Mini juga semakin lengkap sebagai sarana pendidikan. Tentu, saya berharap akan selalu ada inovasi dan anjungan yang diperbaharui di sana, agar cucu-cucu saya pun akan sama senangnya dengan anak saya saat ini tiap kali ke TMII.

Posted in jalan-jalan, ragam | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | 2 Comments »

Keliling Indonesia di TMII Jakarta Timur

Posted by aangsunu on 23 April 2014

Mungkinkah keliling Indonesia dengan cepat? Tentu saja bisa. Caranya datang ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). TMII adalah kawasan kompleks wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur.
Kawasan ini berada di atas lahan seluas lebih kurang 150 hektar. Jika ingin mencari menggunakan GPS berada koordinat 6 18’6.8”LS, 106 53’47.2”BT. TMII berada di wilayah Jakarta Timur. Letaknya di sisi jalan Tol Jagorawi dan JORR.
Di area wisata ini bisa melihat bentuk dan corak bangunan yang berbeda. Tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Gambaran tersebut diwujudkan melalui anjungan daerah dari 33 provinsi Indonesia.
Anjungan ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat.
Di tengah-tengah TMII terdapat danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia. Di tempat itu juga ada kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku. Berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan tanggal 20 April 1975. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.
Sumber: tamanmini

Posted in jalan-jalan, ragam, Uncategorized | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , | 2 Comments »

Pertumbuhan Pasar Hotel Asia Melemah

Posted by aangsunu on 13 November 2013

Wilayah Asia Pasifik mencapai rekor kunjungan wisata sepanjang tahun 2013, menurut laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan konsultan properti swasta terbesar di dunia Cushman & Wakefield.

The Asia Hotels View 2014, sebuah publikasi tahunan yang menganalisa kinerja pasar perhotelan di 23 kota di seluruh Asia. Laporan ini menunjukkan perkiraan pertumbuhan pasar perhotelan sebesar 8 persen selama satu tahun (YOY/Year-on-year) pada semester pertama 2013.

Tahun lalu, 221,5 juta wisatawan berkunjung ke Asia, yang berarti mencapai 7,2 persen lebih tinggi dibandingkan tingkat kedatangan di 2011. Dari wilayah Asia, Asia Tenggara memimpin dengan peningkatan kunjungan wisata dari tahun ke tahun sebesar 9,9 persen.

Sigrid Zialcita, Managing Director, Research, Cushman & Wakefield di Asia Pasifik, mengatakan, pariwisata di wilayah Asia saat ini berada dalam suatu siklus yang menakjubkan, dipantik oleh efek positif dari peningkatan status ekonomi kawasan serta pesatnya pertumbuhan perjalanan udara yang kian terjangkau.

“Hal ini menjadi petanda baik untuk prospek kebutuhan jangka panjang pariwisata Asia, yang memiliki implikasi positif pada pasar perhotelan di kawasan itu,” kata Sigrid, Rabu (13/11/2013).

Pada 2012, pasar sebagian besar hotel di seluruh Asia mengalami pertumbuhan positif dalam rasio RevPAR (Revenue per Available Room atau Pendapatan per Kamar)), terkecuali Mumbai dan Kawasan NCR (Nasional Capital Region/Ibu kota), India. Pasar teratas pertumbuhan RevPAR adalah Bangkok yang mencapai 19,3 persen, Hong Kong (10,1 persen), dan Jakarta (9,8 persen).

Posisi mereka diuntungkan dari situasi pertumbuhan tingkat hunian dan kenaikan Tarif Rata-rata Harian (ADR) di wilayah itu. Pasar yang justru terlihat mengalami penurunan RevPAR adalah Bali (minus 4,6 persen), Ho Chi Minh City (minus 7 persen), Mumbai (minus 15,1 persen), dan wilayah NCR (minus 21,6 persen), karena pasokan kamar hotel yang cukup substansial saat ini.

Akshay Kulkarni, Regional Director, Hospitality, Asia Selatan dan Asia Tenggara, Cushman & Wakefield, mengatakan, sejumlah pasar hotel telah memiliki pasokan kamar yang besar dalam satu tahun terakhir atau lebih. Hal ini telah menyebabkan rasio level regional RevPAR jatuh pada paruh pertama tahun 2013 terutama karena disebabkan oleh turunnya tingkat hunian.

“Kami berharap banyak pada pasokan yang berlebih agar dapat segera terserap, mengikuti penguatan permintaan di sektor pariwisata. Ketika tingkat hunian mulai meningkat, kita akan melihat tarif kamar terangkat ke atas di sebagian besar pasar,” kata Akshay.

Akshay mengatakan, pertumbuhan RevPAR di pasar hotel Asia diperkirakan akan berubah positif pada 2014. Satu-satunya pengecualian barangkali adalah Seoul yang menyongsong rencana pembangunan perhotelan serentak yang belum pernah terjadi yakni 15.000 kamar selama dua hingga tiga tahun mendatang yang akan menggandakan pasokan saat ini.

Pasar investasi perhotelan di Asia telah ditandai oleh penyerapan modal investasi besar di Jepang, Singapura, dan China sepanjang tahun ini. Sepanjang semester pertama tahun 2013, total volume investasi dari nilai aset perhotelan, terjual atau dikontrak, telah mencapai 5,16 miliar dolar AS.

Ini merupakan peningkatan lebih dari 53 persen dari periode yang sama tahun lalu. Termasuk data awal dari kuartal ketiga 2013, volume total investasi sampai saat ini ( YTD/year- to-date) telah mencapai 8,14 miliar dolar AS.

Cushman & Wakefield memperkirakan volume investasi 2013 mencapai Rp 10-12 miliar. Hal ini akan membuat tahun 2013 menjadi tahun rekor investasi perhotelan setelah masa krisis keuangan global.

Di Jakarta

Arief Rahardjo, Senior Associate Director Research & Advisory, Cushman & Wakefield, Indonesia, mengatakan, permintaan kamar hotel di Jakarta diperkirakan akan terus positif di tahun mendatang dengan peningkatan jumlah pelancong bisnis, seminar, eksibisi, konperensi serta tamu jangka pendek dan menengah diharapkan hadir selama periode Pemilu Indonesia tahun 2014.

“Meskipun peningkatan dalam pasokan kamar tetap berlanjut selama 12 bulan, tingkat hunian di Jakarta secara keseluruhan diperkirakan meningkat pada 2014,” kata Arief. (ang)

Posted in bebas aja, jalan-jalan, market, Uncategorized | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »